Hematqq, juga dikenal sebagai “terapi pertumpahan darah”, adalah praktik medis kuno yang sudah ada sejak zaman Mesir dan Yunani kuno. Ini melibatkan pengambilan darah dari pasien untuk mengobati berbagai penyakit dan kondisi. Meskipun ini mungkin tampak seperti praktik yang biadab dan ketinggalan jaman, sebenarnya ada dasar ilmiah di balik penggunaan terapi pertumpahan darah.

Pada zaman kuno, diyakini bahwa tubuh manusia mengandung empat cairan – darah, dahak, empedu hitam, dan empedu kuning – dan ketidakseimbangan cairan ini dapat menyebabkan penyakit. Pertumpahan darah dianggap membantu memulihkan keseimbangan cairan tersebut dan meningkatkan kesehatan. Meskipun teori ini telah dibantah oleh pengobatan modern, masih ada beberapa alasan sah untuk penggunaan terapi pertumpahan darah.

Salah satu alasan utama penggunaan terapi pertumpahan darah adalah kemampuannya mengurangi peradangan. Ketika darah dikeluarkan dari tubuh, hal ini dapat membantu mengurangi pembengkakan dan peradangan di area yang terkena. Hal ini sangat berguna untuk kondisi seperti radang sendi, di mana peradangan berperan penting dalam timbulnya gejala.

Terapi pertumpahan darah juga dapat membantu mengeluarkan racun dari dalam tubuh. Dengan membuang darah, tubuh mampu membuang zat berbahaya yang mungkin menyebabkan penyakit. Hal ini dapat membantu meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan secara keseluruhan.

Selain itu, terapi pertumpahan darah dapat membantu meningkatkan sirkulasi. Dengan menghilangkan darah stagnan dari tubuh, pertumpahan darah dapat membantu meningkatkan aliran darah segar yang kaya oksigen ke jaringan dan organ. Ini dapat membantu meningkatkan sirkulasi secara keseluruhan dan mempercepat penyembuhan.

Meskipun terapi pertumpahan darah mungkin berakar pada kebijaksanaan kuno, pengobatan modern juga telah menyadari potensi manfaatnya. Faktanya, pertumpahan darah masih digunakan hingga saat ini dalam prosedur medis tertentu, seperti pengobatan hemokromatosis (suatu kondisi yang ditandai dengan kadar zat besi yang berlebihan dalam darah) dan polisitemia vera (kelainan darah yang langka).

Secara keseluruhan, meskipun terapi pertumpahan darah mungkin tampak seperti peninggalan masa lalu, sebenarnya terdapat dasar ilmiah di balik penggunaannya. Dengan memahami mekanisme di balik praktik kuno ini, kita dapat lebih mengapresiasi bagaimana kearifan kuno masih dapat memberikan informasi bagi pengobatan modern.